Tx

Selasa, 22 Maret 2011

Jurnal Live-In penelitian di dusun Pantimulyo, Talun - SMAK Seminari (XI IPS)

  •  Selasa 8 Maret 2011
        Hari pertama penelitian rombongan kelas XI’S berangkat pukul 07.30 WIB dan sampai di desa Kendalrejo pukul 08.00 WIB. Setibanya di kantor desa kami disambut oleh Bapak kepala desa yakni Bapak Suwardi beserta perangkat yang sedang bertugas saat itu. Sekedar perkenalan kami berbincang-bincang sambil menunggu Bapak kepala dusun Pantimulyo. Setengah jam kemudian Bapak kepala dusun tiba di kantor desa dan langsung berkenalan dengan kami. Setelah saling berkenalan kami langsung diberangkatkan menuju rumah yang menjadi tempat kami menginap selama mengadakan live-in dan penelitian di dusun Pantimulyo.

    Sebelumnya kelas XI’S dibagi menjadi 4 kelompok yakni: Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Saya masuk dalam kelompok Geografi dan bersama kelompok Sejarah kami tinggal di rumah Bapak kepala dusun Pantimulyo yakni Bapak Supriono. Saya dan teman-teman tiba di rumah beliau pukul 09.15 dan kami disambut dengan ramah oleh Istri beliau. sementara Bapak Supriono masih mengantar teman-teman dari kelompok lain menuju tempat mereka akan tinggal, sekadar perkenalan saya, Gyo, Bertus, Aldo, dan Nico berbincang-bincang bersama Ibu Pri. Pukul 09.30 WIB, Bapak Pri tiba di rumah dan kami bercengkrama sejenak dan dilanjutkan dengan tanya-jawab tentang keadaan dusun Pantimulyo.

         Setelah berbincang-bincang dengan Bapak Kepala Dusun, kami dari Kelompok Geografi yang terdiri dari Gyo, Nico, dan saya langsung berangkat ke lapangan. Agenda kami pagi itu adalah meneliti keadaan sawah, keadaan tanah, pengelolaan sampah, sistem irigasi, dan potensi sumber daya alam yang terdapat di dusun Pantimulyo. Kami berangkat pukul 10.45 WIB dan langsung menuju target penelitian yang berada di bagian barat dusun dan kembali ke rumah pukul 12.30 WIB.

    Setelah beristirahat sore hari kami berangkat lagi untuk survei keberadaan pabrik atau industry yang berada di dusun Pantimulyo, dan kami menemukan 2 pabrik pengolahan yakni pabrik pengolahan Batu Putih (PT. Srimulyo Agung) dan Pabrik pengolahan Kayu Sengon (UD Blitar Jaya) serta 1 gudang penyimpanan pupuk cair hasil limbah milik PT.Ajinex. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 2,5 km untuk berangkat dan 2,5 km untuk pulang, awalnya memang terasa tidak enak namun akhirnya saya dapat menikmati perjalanan tersebut. Dusun Pantimulyo adalah dusun yang hijau, dimana-mana ada banyak pohon yang tumbuh sehingga udara masih terasa sejuk disore hari.

    Malam hari sembari menunggu Aldo dan Bertus dari kelompok Sejarah selesai wawancara, saya, Gyo dan Nico berdiskusi tentang hasil yang kami dapat hari ini. Ternyata masih banyak hal yang harus kami lakukan dan kami menyusun jadwal untuk kegiatan kami selanjutnya agar tidak ada hal yang terlewatkan. Setelah makan malam kami keluar lagi menuju warung internet yang berada di dekat rumah, untuk mencari data landasan teori yang belum kami pahami.
  • Rabu 9 Maret 2011
        Rabu pagi pukul 07.00 WIB, saya dan Pak Pri berbincang-bincang mengenai batas-batas dan keberadaan pabrik-pabrik yang ada di dusun Pantimulyo. Setelah sarapan pukul 08.30 WIB kami berangkat menuju Pabrik Pengolahan Baru Putih sesuai petunjuk yang kami dapat dari Pak Pri tadi pagi. Di tempat ini kami melihat bagaimana batu putih yang keras dan besar diolah menjadi makanan ayam dan bahan bangunan yang lebih halus dan berukuran kecil. Saat tiba ditempat kami disambut oleh Sekretaris sekaligus Administrator PT.Srimuylo Agung, Mbak Yana. Kami disambut dengan ramah, beliau menjawab semua pertanyaan kami dengan baik.

         Setelah selesai meneliti Pabrik pengolah Batu Putih kami melanjutkan perjalanan menuju Pabrik pengolahan Kayu Sengon (UD Blitar Jaya), namun sangat disayangkan ternyata orang yang dapat kami wawancarai belum datang di tempat dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju kantor desa Kendalrejo. Di kantor desa kami bertemu dengan Bapak Kaur Pemerintahan yakni Bapak Maryono. Kami membicarakan masalah pertumbuhan penduduk desa Kendalrejo karena untuk dusun Pantimulyo sendiri belum ada data sehingga data yang dapat kami kumpulkan hanya data pertumbuhan desa Kendalrejo secara umum dan data itu masih belum lengkap.

          Pukul 13.00 WIB kami kembali menuju Pabrik pengolahan Kayu Sengon (UD Blitar Jaya) sambil berharap orang yang dapat kami wawancarai telah datang. Sampai disana kami disambut oleh para pekerja dan langsung diantarkan menuju Pak Mutikno dari bagian Pengadaan Log (kayu). Pak Mutikto menjawab hal-hal yang kami tanyakan dengan semangat dan dari jawabannya kami mengetahui bahwa semua limbah yang dihasilkan pengolahan kayu ini dimanfaatkan kembali menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat. Setelah selesai tanya-jawab kami dipersilakan untuk berkeliling areal pabrik pengolahan kayu tersebut, setelah puas berkeliling kami mohon diri dan pamit untuk melanjutkan perjalanan.

          Dari pabrik pengolahan kayu kami berjalan kaki kembali menuju gudang “pupuk Amina” (PT.Ajinex), awalnya kami mengira bahwa tempat itu adalah pabrik tapi ternyata hanyalah sebuah gudang penyimpanan. Ditempat ini kami disambut oleh Bapak Muklas selaku koordinator gudang. Dari pernyataan Pak Muklas, kami mengetahui bahwa sebenarnya pupuk cair yang dihasilkan oleh perusahaan ini meruPakan hasil olahan dari limbah MSG milik PT.Ajinomoto (perusahaan penyedap masakan) yang kemudian diolah oleh anak cabang perusahaan yaitu PT.Ajinex menjadi pupuk cair.

       Kami mengambil jalan terobosan dalam perjalanan pulang, tidak hanya agar lebih cepat melainkan juga sekaligus melakukan survei lapangan menjaga kemungkinan ada pabrik yang belum di datangi. Kami semua tiba di rumah pukul 14.30 WIB dan langsung bersiap-siap berangkat menuju Gereja stasi Garum untuk mengikuti Misa Rabu Abu.

     Malam sepulang dari stasi kami semua turun di rumah Bapak Agus Kedang dan saya langsung berangkat menuju rumah Mbah Kasidi untuk menemani Aldo dan Bertus mengadakan wawancara, sementara Gyo dan Nico berangkat pulang karena baju mereka sudah basah terkena hujan. Di rumah Mbah Kasidi kami diperlakukan dengan sangat baik, beliau menganggap kami seperti cucunya sendiri sehingga kami merasa betah berlama-lama di rumah beliau. Waktu terus berjalan dan mau tak mau kami harus kembali ke rumah Bapak Supriono karena takut terlalu malam. Setiba di rumah Pak Supriono saya segera mengganti pakaian yang saya kenakan dan selesai ganti baju saya langsung bergabung dengan Gyo dan Nico untuk berdiskusi membahas apa yang kami dapat hari ini.

       Hari ini kami mendapat banyak pengalaman dan banyak data, besok hanya kami hanya tinggal mencari data tentang peternakan dan data imigrasi penduduk. Lalu kami beristirahat, namun tak lama kemudian teman kami dari kelompok Ekonomi yang terdiri dari Yosafat, Stanley, dan Septian datang untuk menemui Bapak Supriono dan kami bangun kembali untuk mencari Pak Supriono. Sementara mereka (teman-teman kelompok Ekonomi) mewawancarai Bapak Pri kami dari kelompok menyimaknya, setelah teman-teman kelompok Ekonomi berpamitan saya dan Aldo secara bergantian bertanya kepada Pak Supriono mengenai hal-hal yang masih belum jelas atau kami belum pahami, seperti mengenai Reboisasi yang dilakukan masyarakat dan untuk Aldo ia bertanya mengenai peninggalan Sejarah yang berada di dusun Pantimulyo. Selesai bertanya-jawab saya dan Aldo mohon diri untuk beristirahat agar esok hari kami dapat bangun lebih cepat untuk mempersiapkan diri untuk pulang.
  • Kamis 10 Maret 2011
     Pagi ini sebelum pulang saya menyempatkan waktu kembali untuk berbincang-bincang dengan Bapak Supriono walau hanya sebentar. Rencananya hari ini adalah kami akan pulang, namun sebelum pulang kami akan mencari beberapa data yang belum lengkap. Sebelum pulang berpamitan terlebih dahulu kepada Bapak dan ibu Pri. Gyo, Nico, dan Bertus langsung berangkat menuju kantor desa untuk mencari data kependudukan yang belum lengkap, sementara saya dan Aldo akan berkeliling terlebih dahulu untuk mengunjungi situs “Batu Mbah Gimbal” dan “Batu Mbah Mrantani” serta mencari data tentang peternakan ayam. Kami terpaksa berpencar untuk menghemat waktu yang ada, selain itu jarak antar lokasi berjarak cukup jauh sehingga kami harus berbagi tugas agar dapat mengumpulkan data dengan lebih maksimal. Dari situs “Batu Mbah Mrantani” yang ada diseblah timur dusun Pantimulyo, saya dan Aldo berjalan menuju lokasi situs “Batu Mbah Gimbal ’’ dan lokasi peternakan ayam yang berada disebelah barat.

               Di Situs “ Batu Mbah Gimbal” saya dan Aldo hanya mengambil foto, setelah itu kami langsung menuju peternakan ayam yang berjarak kurang-lebih 500 M dari situs tersebut. Di tempat itu kami mendapati ada dua peternakan, salah satu peternakan hanya peternakan ayam petelur saja, sedangkan peternakan yang yang lain adalah perternakan ayam pedaging dan petelur. Setelah kami mendapat data yang kami butuhkan dari kedua peternakan ayam tersebut, saya dan Aldo langsung berangkat menuju kantor desa Kendalrejo. Sampai disana semua teman-teman telah berkumpul.
 
     Tak lama kemudian Bu Rina dan Pak Aris datang menjemput kami, kurang lebih pukul12.30 WIB mereka datang. Kami mengadakan acara penutupan Live-in di Kantor Desa bersama dengan perangkat Desa yang lain termasuk Kepala Dusun Pantimulyo yakni Bapak Supriono. Setelah Bapak kepala desa Kendalrejo, Bapak kepala dusun Pantimulyo, dan perwakilan guru SMAK Seminari, serta perwakilan siswa memberikan sambutan, kami semua makan siang bersama. Acara ditutup dengan foto bersama didepan kantor desa, dan setelah itu rombongan langsung berangkat pulang menuju Seminari.
            Garum, 10 Maret 2011       

Stefanus Shandy Herwanto Putra Pratama