Tx

Jumat, 20 Mei 2011

Pelayanan Sepenuh Hati Santo Antonius Padua

A
“Walau kondisi fisiknya sangat lemah, Antonius tetap tegar. Antonius tidak menyerah, ia tetap setia melayani jemaat dan memenuhi tugas-tugas yang diberikan atasannya dengan sepenuh hati”

        Antonius kecil lahir pada tahun 1195 di kota Lisbon, salah satu kota dalam kerajaan Portugal. Saat Sancho I mengambil alih kekuasaan, keaadan kerajaan berubah  sama sekali. Kedamaian dan rasa aman seakan lenyap dari kerajaan tersebut. Martin ayah Antonius adalah salah satu prajurit kerajaan saat itu. Kondisi demikian membuat keluarganya lebih beruntung dibandingkan tetangga-tetangganya karena kebutuhan mereka dapat terpenuhi dari pendapatan Martin selaku prajurit.
        Keluarganya dikenal baik dan beriman, Fernando adalah nama Antonius saat ia masih kecil. Dalam keluarga segala kebutuhannya tercukupi namun Fernando tidak merasa bahagia, ada sesuatu yang kosong dalam jiwanya. Fernando masuk Biara Santo Vincent de Fora, biara Agustin di Lisbon. Dari biara tersebut Fernando dipindahkan ke biara Salib Suci di Coimbra untuk dibimbing Canon John, seorang ahli Kitab suci di biara tersebut. Namun, hatinya masih merasa kosong, Fenando masih belum bahagia dengan jalan yang diambilnya. Akhirnya pada tahun 1220 Fernando memutuskan untuk masuk Ordo Fransiskan mengikuti teladan Santo Fransiskus dari Asisi. Keputusan ini diambilnya karena keinginannya untuk turut serta dalam misi Maroko. Nama Antonius didapatnya saat Fernando memulai kehidupannya sebagai seorang Fransiskan di pondok-pondok di daerah yang dikenal dengan nama Santo Antonius dari Olivia.
         Tak lama tinggal di pondok Santo Antonius dari Olivia, apa yang diharapkan Antonius akhirnya terkabul. Antonius mendapat tugas bermisi di Maroko bersama Pater Philip. Namun, Tuhan berkehendak lain, setibanya di Maroko, Antonius jatuh sakit dan harus kembali ke Portugal.
Kapal yang ditumpanginya terdampar di Italia, Antonius beruntung karena dari pantai ada sebuah Biara yang berjarak cukup dekat. Pada musim semi tahun itu, para pengikut Frasiskus mengadakan pertemuan di Umbria,Asisi utara. Antonius tidak menyia-siakan kesempatan langka ini. Badannya yang sakit tidak mampu melawan keinginan Antonius untuk bertemu dengan Pater Fransiskus Asisi. Pengalaman bertemu dengan Fransiskus Asisi memberikan semangat baru bagi Antonius. Setelah itu, Antonius tinggal di pertapaan Monte Paolo, Antonius memilih hidup sederhana dengan tinggal di gudang penyimpanan barang di pertapaan tersebut.
            Suatu hari Antonius pergi menyadarkan umat di Remini yang mulai kacau, namun ketika sampai di sana ia justru ditolak mentah-mentah. Antonius tidak menyerah namun setelah berhari-hari kejadian yang sama terus berulang, hal ini membuat Pater Albert yang menemani Pater Antonius kesal dan mengajak Antonius untuk kembali ke biara. Antonius masih belum menyerah dicobanya lagi untuk menyadarkan para umat Remini, namun nihil. Akhirnya Antonius berkotbah kepada ikan-ikan di sungai, umat yang melihat terkejut akan mukzijat itu. Maka berbondong-bondonglah orang banyak datang untuk menyaksikan apa yang dilakukan Antonius, mereka meminta pengampunan dosa pada Antonius.
          Walau kondisi fisiknya sangat lemah, Antonius tetap tegar. Antonius tidak menyerah, ia tetap setia melayani jemaat dan memenuhi tugas-tugas yang diberikan atasannya dengan sepenuh hati. Antonius dipilih menjadi menjadi pastor pembimbing di Le Puy en Valey, 175 mil dari Toulose. Saat Fransiskus Asisi meninggal pada tahun 1226, Antonius dipanggil kembali ke Italia dan diangkat menjadi superiol provinsial Italia Utara terutama didaerah Padua. Setelah jabatannya lepas Antonius menetap di Padua, namun Ia tidak pernah berhenti berkeliling dari satu kota ke kota yang lain.
             Kondisi fisiknya yang terus melemah, dadanya terasa kian sesak untuk bernafas karena cairan telah mengisinya . Karena sudah tidak kuat berjalan maka Antonius diantar dengan sebuah kereta yang ditarik keledai diantar menuju Padua.Makin lama kondisinya semakin memprihatinkan, karena itu ia dibawa menuju Biara terdekat. Di Biara para suster Poor Ladies di Arcella, Antonius menghembuskan nafas terakhirnya dengan damai ditempat itu.
          Kematian Antonius membuat semua umat berduka, sempat terjadi perebutan tempat pemakaman jenasah Antonius antara umat Padua dengan Umat Arcella sehingga Uskup harus turun tangan menanganinya dan memutuskan untuk memakamkan Antonius di kota Padua sesuai permintaan terakhirnya.
Atas desakan para Uskup, Imam, umat, serta keputusan Paus sendiri. Paus gregorius IX mengkanonisasikan Antonius sebagai Santo pada  tanggal 30 Mei 1232. Dan tanggal 13 Juni ditetapkan sebagai hari raya Santo Antonius dari Padua. (S.Shandy.H.P.P)