Sebagai seorang seminaris, sebuah usaha untuk menjadi probadi yang integral adalah sebuah kewajiban, yang benar-benar harus dijalani dengan segenap hati dan niat yang sungguh-sungguh kuat. Sehingga itu semua bukan hanya sekedar usaha yang hanya diniatkan saja, namun usaha yang diniatkan dan juga usaha yang benar-benar dilakukan. Berusaha menjadi pribadi yang integral berarti sama dengan berusaha untuk menjadi diri sendiri yang benar-benar utuh. Sehingga apa yang orang lain lihat tentang diri kita yang nampak dari luar mereka juga sama dengan melihat tetang diri kita yang nampak dari dalam, yaikni isi hati dan kepribadian asli kita. Hal itu dapat membentuk kita menjadi pribadi yang jujur, tidak munafik, apa adanya, tidak plin-plan, dan tidak mudah ikut-ikutan dengan orang lain atau terpengaruh sesuatu yang berasal dari luar diri kita.
Usahaku sendiri sebagai seorang seminaris dalam berkembang menjadi pribadi yang integral bukanlah usaha yang sangat sulit untukku lakukan . Namun bukan berarti bahwa aku tidak berjuang untuk berkembang dengan keras dalam menjadi pribadi yang benar-benar integral. Banyak juga kesulitan yang ku hadapi namun itu dapat aku lalui. Hal yang membuat aku berfikir dan merasa bahwa hal itu aku rasa tidak sulit adalah karena aku senang menjadi diri sendiri, tidak suka ikut-ikutan, dan terutama tidak munafik. Hal lain yang membantuku dalam proses ini adalah karena aku juga mempunyai komitmen yang telahku tanamkan di dalam diriku sejak aku masih duduk di bangku SMP dulu, yakni “Be your self and just the way you're”.
Kenapa aku memilih itu? Karena menurutku memang lebih menyenangkan dan membanggakan menjadi diri sendiri yang mampu menciptakan sesuatu yang berguna bagi orang lain dan diri sendiri, yang menunjukkan identitas diriku sendiri. Karena sesuatu itu berasal dari diriku sendiri dan original, tanpa ikut-ikutan orang lain. Contohnya saja aku tidak pernah ikut-ikutan artis atau orang manapun dalam cara berpenampilan, aku selalu berpenampilan yang sesuai dengan diriku sendiri dan cocok dengan diriku, karena aku tidak ingin menjadi follower ataupun leader, aku hanya ingin menjadi trendcenter, yang mampu menciptakan hal baru. Aku melakukan hal itu karena aku tidak suka dengan orang yang hanya suka dan bisanya meniru-niru gaya dari orang lain, baik dalam cara berpenampilan maupun, berbicara, berjalan, menyanyi, dan lain-lain sehingga diri dari orang itu menjadi tidak jelas karena hanya mengikuti saja dan orang itu juga kehilangan kepribadian atau kharakternya yang sesungguhnya dia miliki sendiri yang sesungguhnya sangat unik dan indah, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadiannya menjadi tidak lagi integral. Orang itupun bisa-bisa malah menjadi orang atau pribadi yang disebut dengan “alay” , ‘yakni orang yang biasanya disematkan pada sosok anak yang sok keren, secara fashion (penampilan), karya (musik) maupun kelakuan secara umum’ (sumber : Majalah Hot Chord edisi 26 tahun 2010). Aku sendiri mengartiakan hal itu sebagai orang yang hanya mengikuti mode tanpa tahu nilai fungsi yang sesungguhnya, terkadang walau tidak cocok dengan dirinya tetap dia kenakan dan dia lakukan, yang penting gaya.
Usaha-usaha yang ku lakukan agar bias menjadi pribadi yang benar-benar integral adalah salahsatunya dengan terbuka terhadap orang-orang di sekitarku, karena dengan terbuka aku dapat dinilai oleh orang lain dan aku dapat menerimanya dengan baik hal itu demi memperbaiki diriku. Sikap jujur atau denga kata lain tidak munafik adalah hal yang juga penting dalam usahaku, karena dengan tidak munafik berarti aku tidak membohongi orang lain dan diriku sendiri dengan apa yang nampak dari luar diriku, namun aku selalu mensingkronkan apa yang ada dari luar diriku (penampilan fisik) dengan apa yang ada dari dalam diriku (isi hati), sehingga aku tidak disebut sebagaui kuburan China, yakni yang hanya baik dan bagus di dalam namun ternyata busuk di dalam.
Dengan segala usaha itu aku telah memperoleh hal yang sangat berharga bagi diriku, yakni hidup sebagai pribadi yang integral walaupun belum sempurna. Namun sudah sangat memuaskan bahwa aku hidup dengan tanpa tekanan yang berasal dari dalam diriku, karena aku selalu bersikap terbuka terhadap orang-orang di sekitarku sehingga tidak ada yang ku bohongi baik diri sendiri maupun orang lain, atau denga kata lain aku telah mampu mengalahkan kemunafikan dalam diriku yang memang dari dulu tidak aku sukai. Selain itu aku juga tidak mudah ikut-ikutan dengan tren yang terkadang tidak jelas apa nilai dan fungsi yang terkandung di dalamnya. Aku sebagai pribadi yang integral juga mampu menciptakan karya-karyaku yang orisinil. Aku cukup senang terhadap apa yang telah ku capai itu, karena apa yang telah ku capai itu adalah salah satu buah dari usahaku.By: Yusafat Eko Transisko (Afa)
Usahaku sendiri sebagai seorang seminaris dalam berkembang menjadi pribadi yang integral bukanlah usaha yang sangat sulit untukku lakukan . Namun bukan berarti bahwa aku tidak berjuang untuk berkembang dengan keras dalam menjadi pribadi yang benar-benar integral. Banyak juga kesulitan yang ku hadapi namun itu dapat aku lalui. Hal yang membuat aku berfikir dan merasa bahwa hal itu aku rasa tidak sulit adalah karena aku senang menjadi diri sendiri, tidak suka ikut-ikutan, dan terutama tidak munafik. Hal lain yang membantuku dalam proses ini adalah karena aku juga mempunyai komitmen yang telahku tanamkan di dalam diriku sejak aku masih duduk di bangku SMP dulu, yakni “Be your self and just the way you're”.
Kenapa aku memilih itu? Karena menurutku memang lebih menyenangkan dan membanggakan menjadi diri sendiri yang mampu menciptakan sesuatu yang berguna bagi orang lain dan diri sendiri, yang menunjukkan identitas diriku sendiri. Karena sesuatu itu berasal dari diriku sendiri dan original, tanpa ikut-ikutan orang lain. Contohnya saja aku tidak pernah ikut-ikutan artis atau orang manapun dalam cara berpenampilan, aku selalu berpenampilan yang sesuai dengan diriku sendiri dan cocok dengan diriku, karena aku tidak ingin menjadi follower ataupun leader, aku hanya ingin menjadi trendcenter, yang mampu menciptakan hal baru. Aku melakukan hal itu karena aku tidak suka dengan orang yang hanya suka dan bisanya meniru-niru gaya dari orang lain, baik dalam cara berpenampilan maupun, berbicara, berjalan, menyanyi, dan lain-lain sehingga diri dari orang itu menjadi tidak jelas karena hanya mengikuti saja dan orang itu juga kehilangan kepribadian atau kharakternya yang sesungguhnya dia miliki sendiri yang sesungguhnya sangat unik dan indah, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadiannya menjadi tidak lagi integral. Orang itupun bisa-bisa malah menjadi orang atau pribadi yang disebut dengan “alay” , ‘yakni orang yang biasanya disematkan pada sosok anak yang sok keren, secara fashion (penampilan), karya (musik) maupun kelakuan secara umum’ (sumber : Majalah Hot Chord edisi 26 tahun 2010). Aku sendiri mengartiakan hal itu sebagai orang yang hanya mengikuti mode tanpa tahu nilai fungsi yang sesungguhnya, terkadang walau tidak cocok dengan dirinya tetap dia kenakan dan dia lakukan, yang penting gaya.
Usaha-usaha yang ku lakukan agar bias menjadi pribadi yang benar-benar integral adalah salahsatunya dengan terbuka terhadap orang-orang di sekitarku, karena dengan terbuka aku dapat dinilai oleh orang lain dan aku dapat menerimanya dengan baik hal itu demi memperbaiki diriku. Sikap jujur atau denga kata lain tidak munafik adalah hal yang juga penting dalam usahaku, karena dengan tidak munafik berarti aku tidak membohongi orang lain dan diriku sendiri dengan apa yang nampak dari luar diriku, namun aku selalu mensingkronkan apa yang ada dari luar diriku (penampilan fisik) dengan apa yang ada dari dalam diriku (isi hati), sehingga aku tidak disebut sebagaui kuburan China, yakni yang hanya baik dan bagus di dalam namun ternyata busuk di dalam.
Dengan segala usaha itu aku telah memperoleh hal yang sangat berharga bagi diriku, yakni hidup sebagai pribadi yang integral walaupun belum sempurna. Namun sudah sangat memuaskan bahwa aku hidup dengan tanpa tekanan yang berasal dari dalam diriku, karena aku selalu bersikap terbuka terhadap orang-orang di sekitarku sehingga tidak ada yang ku bohongi baik diri sendiri maupun orang lain, atau denga kata lain aku telah mampu mengalahkan kemunafikan dalam diriku yang memang dari dulu tidak aku sukai. Selain itu aku juga tidak mudah ikut-ikutan dengan tren yang terkadang tidak jelas apa nilai dan fungsi yang terkandung di dalamnya. Aku sebagai pribadi yang integral juga mampu menciptakan karya-karyaku yang orisinil. Aku cukup senang terhadap apa yang telah ku capai itu, karena apa yang telah ku capai itu adalah salah satu buah dari usahaku.By: Yusafat Eko Transisko (Afa)